Penyiapan Lahan
Dalam budidaya cabai hibrida sistem MPHP,
penyiapan lahan harus didahulukan, kemudian disusul dengan penyiapan
benih atau pembibitan. Maksudnya agar tanah sebagai media tanam
benar-benar telah matang dan layak ditanami. Sebaliknya, bila pembibitan
didahulukan, maka penyiapan lahan akan terburu-buru, sehingga tanahnya
belum matang benar dan bibit sudat terlanjur tua. Bibit cabai hibrida
umumnya siap dipindahtanamkan dari persemaian ke lapangan (kebun) pada
umur 17 - 23 hari (berdaun 2 - 4 helai). Bila bibit terlambat
dipindahtanamkan (terlanjur tua), pertumbuhan kurang optimal dan
produksinya menurun (rendah).
Persyaratan lahan untuk kebun cabai hibrida sistem MPHP adalah :
- Tempatnya terbuka agar mendapat sinar matahari secara penuh.
- Lahan bukan bekas pertanaman yang sefamili, seperti kentang, tomat, terung taupun tembakau ; guna menghindari risiko serangan penyakit.
- Lahan yang paling baik adalah berupa tanah sawah bekas tanaman padi, agar tidak perlu membajak cukup berat.
- Lahan tegalan (tanah kering) dapat digunakan, asal cukup tersedia air.
IKLIM DAN TANAH |
Syarat Iklim
Pada umumnya cabai dapat ditanam di dataran rendah sampai pegunungan (dataran tinggi) +
2.000 meter dpl yang membutuhkan iklim tidak terlalu dingin dan tidak
terlalu lembab. Temperatur yang baik untuk tanaman cabai adalah 240 - 270 C, dan untuk pembentukan buah pada kisaran 160 - 230 C. Setiap varietas cabai hibrida mempunyai daya penyesuaian tersendiri terhadap lingkungan tumbuh. Cabai hibrida Hot Beauty dan Hero dapat berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi + 1200 m dpl. Sedangkan cabai hibrida Long Chili lebih cocok ditanam pada ketinggian antara 800 - 1500 m dpl. Khusus untuk cabai Paprika
umumnya hanya cocok ditanam di dataran tinggi. Kisaran temperatur
optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman paprika antara 210 - 250 C, sedangkan untuk pembentuk-an buah memerlukan temperatur 18,30.
Cabai paprika tidak tahan terhadap intensitas cahaya matahari yang
tinggi karena dapat menyebabkan buah seperti terbakar (sunburn) dan juga
hasil akhir bobot buah akan sangat rendah. Pada kondisi lingkungan yang
tidak menguntungkan, tanaman paprika akan mengalami gugur tunas, gugur
bunga dan buah muda, serta ukuran buah sangat kecil. Meskipun cabai
paprika umumnya cocok ditanam di dataran tinggi, tetapi dapat pula
dikembangkan di dataran menengah mulai ketinggian 600 m dpl; yakni
dengan cara memanipulasi lingkungan. Alih teknologi budidaya paprika di
dataran menengah antara lain menggunakan sungkup beratapkan plastik
bening (transparan).
Syarat Tanah
Hampir semua jenis tanah yang cocok untuk
budidaya tanaman pertanian, cocok pula bagi tanaman cabai. Untuk
mendapatkan kuantitas dan kualitas hasil yang tinggi, cabai menghendaki tanah yang subur, gembur, kaya akan organik, tidak mudah becek (menggenang), bebas cacing (nematoda) dan penyakit tular tanah.
Kisaran pH tanah yang ideal adalah antara 5.5 - 6.8, karena pada pH di
bawah 5.5 atau di atas 6.8 hanya akan menghasilkan produksi yang sedikit
(rendah). Pada tanah-tanah yang becek seringkali menyebabkan gugur daun
dan juga tanaman cabai mudah terserang penyakit layu. Khusus untuk
tanah yang pH-nya di bawah 5.5 (asam) dapat diperbaiki keadaan kimianya
dengan cara pengapuran, sehingga pH-nya naik mendekati pH normal.
Beberapa angka pH tanah (reaksi tanah), terdiri atas :
- Paling masam (< 4.0)
- Sangat asam (4.0 - 4.5)
- Asam (4.5 - 5.5)
- Agak asam (5.5 - 6.5)
- Netral (6.5 - 7.5)
- Agak basa (7.5 - 8.5)
- Basa (8.5 - 9.0)
- Sangat basa (9.0).
Pada pH tanah asam, ketersediaan unsur-unsur Fosfor,
Kalium, Belerang, Kalsium, Magnesium dan Molibdinum menurun dengan
cepat. Pada pH tanah basa akan menyebabkan unsur-unsur Nitrogen, Besi,
Mangan, Borium, Tembaga dan Seng ketersediaannya relatif menjadi
sedikit. Cabai yang ditanam pada tanah asam pada umumnya keracunan unsur
Alumunium (Al), Besi (Fe) dan Mangan (Mn). Sebaliknya pada pH basa,
jumlah unsur bikarbonat cukup banyak untuk merintangi penyerapan ion
lain, sehingga dapat menghalangi pertumbuhan tanaman secara optimum.
PERSIAPAN LAHAN DAN TANAM |
Tahapan pengolahan tanah dilakukan dengan tata cara sebagai berikut :
- Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman atau perakaran dari pertanaman sebelumnya.
- Tanah dibajak atau dicangkul sedalam 30 - 40 cm, kemudian dikeringkan selama 7 - 14 hari.
- Tanah yang sudah agak kering segera dibentuk bedengan-bedengan selebar 110 - 120 cm, tinggi 40 - 50 cm, lebar parit 60 - 70 cm, sedangkan panjang bedengan sebaiknya lebih dari 12 meter. Khusus pada tanah yang banyak mengandung air (mudah becek), sebaiknya parit dibuat sedalam 60 - 70 cm.
- Di sekeliling lahan kebun cabai dibuat parit keliling selebar dan sedalam 70 centimeter.
- Pada saat 70% bedengan kasar terbentuk, bedengan dipupuk dengan pupuk kandang (kotoran ayam, domba, kambing, sapi ataupun kompos) yang telah matang sebanyak 1,0 - 1,5 kg/tanaman.
- Pada tanah yang pH-nya masam, bersamaan dengan pemberian pupuk kandang dilakukan pengapuran sebanyak 100 - 125 gram/tanaman.
- Pupuk kandang dan kapur pertanian dicampur dengan tanah bedengan secara merata sambil dibalikkan, kemudian dibiarkan diangin - anginkan selama kurang lebih 2 minggu.
Catatan :
Jika populasi cabai hibrida per hektar antara 18.000 -
20.000 tanaman pada jarak tanam 60 x 70 cm, maka diperlukan pupuk
kandang 18 - 30 ton, dan kapur pertanian 1,8 - 2,0 ton.
Penyiapan Benih dan Pembibitan
Bersamaan dengan terbentuknya bedengan kasar,
dilakukan penyiapan benih dan pembibitan di pesemaian. Untuk lahan
(kebun) seluas 1 hektar diperlukan benih + 180 gr atau 18 bungkus
kemasan masing-masing berisi 10 gram. Benih dapat disemai langsung satu
dalam bumbung (koker) yang terbuat dari daun pisang ataupun polybag
kecil ukuran 8 x 10 cm, tetapi dapat pula dikecambahkan terlebih dahulu.
Sebelum dikecambahkan, benih cabai sebaiknya direndam dulu dalam air
dingin ataupun air hangat 550 - 600 selama 15 - 30
menit untuk mempercepat proses perkecambah-an dan mencucihamakan benih
tersebut. Bila benih cabai akan disemai langsung dalam polybag, maka
sebelumnya polybag harus diisi dengan media campuran tanah halus, pupuk
kandang matang halus, ditambah pupuk NPK dihaluskan serta Furadan atau
Curater. Sebagai pedoman untuk campuran adalah : tanah halus 2 bagian (2
ember volume 10 liter) + 1 bagian pupuk kandang matang halus (1 ember
volume 10 liter) + 80 gr pupuk NPK dihaluskan (digerus) + 75 gr Furadan.
Bahan media semai tersebut dicampur merata, lalu dimasukkan ke dalam
polybag hingga 90% penuh. Benih cabai hibrida yang telah direndam,
disemaikan satu per satu sedalam 1,0 - 1,5 cm, lalu ditutup dengan tanah
tipis. Berikutnya semua polybag yang telah diisi benih cabai disimpan
di bedengan secara teratur dan segera ditutup dengan karung goni basah
selama + 3 hari agar cepat berkecambah. Bila benih dikecambahkan
terlebih dahulu, maka sehabis direndam harus segera dimasukkan ke dalam
lipatan kain basah (lembab) selama + 3 hari. Setelah benih keluar
bakal akar sepanjang 2-3 mm, dapat segera disemaikan ke dalam polybag.
Cara ini untuk meyakinkan daya kecambah benih yang siap disemai dalam
polybag. Tata cara penyemaian benih ke dalam polybag prinsipnya sama
seperti cara di atas hanya perlu alat bantu pinset agar kecambah benih
cabai tidak rusak. Penyimpanan polybag berisi semaian cabai dapat ditata
dalam rak-rak kayu atau bambu, namun dapat pula diatur rapi di atas
bedengan-bedengan selebar 110 - 120 cm. Setelah semaian cabai tersebut
diatur rapi, maka harus segera dilindungi dengan sungkup dari bilah
bambu beratapkan plastik bening (transparan) ataupun jaring net kassa.
Selama bibit di pesemaian, kegiatan rutin pemeliharaan adalah penyiraman
1-2 kali/hari atau tergantung cuaca, dan penyemprotan pupuk daun pada
dosis rendah 0,5 gr/liter air saat tanaman muda berumur 10 - 15 hari,
serta penyemprotan pestisida pada konsentrasi setengah dari yang
dianjurkan untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit.
Pemasangan MPHP
Sebelum MPHP dipasang untuk menutupi permukaan
bedengan, terlebih dahulu dilakukan pemupukan pupuk buatan secara total
sekaligus. Jenis dan dosis pupuk yang biasa digunakan untuk cabai
hibrida adalah sebagai berikut :
Untuk praktisnya dapat menghitung pupuk per bedengan.
Misalnya panjang bedengan 12 meter, jarak tanam 60 x 70 cm akan berisi
40 tanaman. Jadi, pupuk yang diperlukan sejumlah + 4 kg, yang
terdiri atas perbandingan 3 ZA : 1 Urea : 2 TSP : 1,5 Kcl, dengan
catatan tiap 100 kg pupuk campuran tadi ditambahkan 1 kg Borate dan 1,5
kg Furadan. Campuran pupuk buatan ini disebar merata sambil diaduk dan
dibalikkan dengan tanah bedengan. Kemudian bedengan diratakan kembali
sambil dirapihkan, dan setelah itu disiram air secukupnya agar pupuk
dapat larut ke lapisan tanah. Pemasangan MPHP sebaiknya memperhatikan
cuaca, yakni pada saat terik matahari antara pukul 14.00 - 16.00 agar
plastik tersebut memanjang (memuai) dan menutup tanah serapat mungkin.
Pemasangan MPHP minimal dilakukan oleh 2 orang. Caranya adalah :
tariklah kedua ujung MPHP ke masing-masing ujung bedengan arah
memanjang. Kemudian dikuatkan dengan pasak bilah bambu berbentuk "U"
yang ditancapkan di setiap sisi bedengan. Berikutnya tarik pula lembar
MPHP ke bagian sisi kiri kanan (lebar) bedengan hingga nampak rata
menutup permukaan bedengan. Kuatkan dengan pasak bilah bambu pada setiap
jarak 40 - 50 cm. Bedengan yang telah ditutup MPHP dibiarkan dulu
selama + 5 hari agar pupuk buatan larut dalam tanah dan tidak membahayakan (toksis) bibit cabai yang ditanam.
Penanaman
Waktu tanam yang paling baik adalah pagi atau
sore hari, dan bibit cabai telah berumur 17 - 23 hari atau berdaun 2 - 4
helai. Sehari sebelum tanam, bedengan yang telah ditutup MPHP harus
dibuatkan lubang tanam dulu. Jarak tanam untuk cabai merah hibrida
adalah 60 x 70 cm atau 70 x 70 cm, sedangkan cabai paprika 50 x 70 cm
atau 60 x 70 cm. Pembuatan lubang tanam dapat menggunakan alat bantu
khusus yang terbuat dari potongan pipa besi diisi arang. Penggunaan alat
ini dengan cara menempelkan ujung bawahnya pada MPHP sesuai dengan
jarak tanam yang telah ditetapkan. Dengan cara demikian MPHP akan
berlubang berupa bulatan-bulatan kecil berdiameter + 6 - 8 cm.
Selain itu, dapat juga menggunakan alat bantu bekas kaleng susu yang
salah satu permukaannya telah dipotong. Cara penggunaan kaleng bekas
susu ini adalah : tutupkan pada calon lubang tanam yang telah
ditetapkan, kemudian putarlah sambil ditekan alakadarnya, maka akan
langsung terbentuk lubang kecil. Cara lain adalah menggunakan pisau
silet atau pisau cutter dengan cara dikeratkan langsung pada MPHP
berbentuk bulatan kecil. Bibit cabai hibrida yang siap dipindahtanamkan
segera disiram dengan air bersih secukupnya. Kemudian bersama dengan
polybagnya direndam dalam larutan fungisida sistemik atau bakterisida
pada dosis 0,5 - 1,0 gram/liter air selama 15 - 30 menit untuk mencegah
penularan hama dan penyakit. Setelah media semainya cukup kering, bibit
cabai hibrida dikeluarkan dari polybag secara hati-hati. Caranya : ambil
polybag berisi bibit sambil dibalikkan dan pangkal batang bibit cabai
dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah. Bagian dasar polybag
ditepuk-tepuk secara pelan dan hati-hati, maka bibit cabai akan keluar
bersama akar dan medianya. Bibit cabai hibrida siap langsung ditanam
pada lubang tanam yang tersedia.
Cara penanaman bibit cabai adalah :
mula-mula sebagian tanah pada lubang tanam diangkat kira-kira seukuran
media polybag; kemudian bibit dimasukkan sambil diurug tanah hingga
dekat pangkal batangnya cukup padat. Bibit cabai hibrida yang disemai
dalam polybag ini, begitu dipindahtanamkan langsung tumbuh (segar) tanpa
mengalami kelayuan (stagnasi). Selesai tanam, segera disiram sampai
tanahnya cukup basah.
kembali ke atas
PEMELIHARAAN TANAMAN |
Kegiatan pokok
pemeliharaan tanaman meliputi : pemasangan ajir (turus), penyiraman
(pengairan), perempelan tunas dan bunga pertama, pemupukan tambahan
(susulan), perempelan daun bawah di bawah cabang, pengendalian hama dan
penyakit. Khusus untuk cabai paprika yang sifatnya peka terhadap sinar
matahari yang terik diperlukan naungan beratap plastik bening
(transparan). Pemasangan kerangka naungan ini bisa tunggal per bedengan,
atau 2 bedengan bahkan tiap 4 bedengan; tergantung dari kepraktisan
maupun ketersediaan bahan.
Tata cara pemasangan sungkup (naungan) untuk cabai
paprika (atau cabai hibrida di musim hujan), pada prinsipnya adalah
sebagai berikut :
- Pasang tiang-tiang dari bambu gelondongan setinggi 50 - 80 cm di bagian pinggir bedengan; arahnya memanjang pada jarak tiap 3-4 meter.
- Pasang bilah bambu yang bentuknya dilengkungkan setengah lingkaran setinggi 160 - 200 cm dari permukaan tanah. Caranya adalah dengan memasukkan ujung bilah bambu ke dalam lubang bambu gelondongan yang letaknya berpasangan.
- Hubungkan antara kerangka sungkup yang satu dengan yang lainnya dengan bilah bambu yang dipasang memanjang, kemudian ikat dengan tali kawat, hingga akhirnya sungkup (kerangka) naungan siap dipasang atap plastik bening.
- Pasang atap plastik bening, dan kuatkan dengan tali pengikat agar tidak mudah lepas oleh terpaan angin.
Kegiatan pemeliharaan tanaman untuk semua jenis atau varietas cabai hibrida umumnya meliputi :
Pemasangan ajir (turus)
Cabai hibirida umumnya berbuah lebat, sehingga
untuk menopang pertumbuhan tanaman agar kuat dan kokoh serta tidak rebah
perlu dipasang ajir (turus) dari bilah bambu setinggi 125 cm, lebar + 4 cm dan tebalnya +
2 cm. Ajir dipasang (ditancapkan) tegak tiap 3 tanaman cabai 1 ajir
secara berjajar mengikuti arah panjang bedengan. Antara ajir dengan ajir
lainnya dihubungkan dengan bilah bambu memanjang (gelagar) tepat pada
ketinggian 80 cm dari permukaan tanah. Pemasangan ajir harus sedini
mungkin, yakni pada saat tanaman belum berumur 1 bulan setelah pindah
tanam. Hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan akar tanaman cabai
sewaktu memasang (menancapkan) ajir. Khusus untuk cabai paprika,
pemasangan ajir setiap tanaman 1 ajir.
Pengairan (Penyiraman)
Pada fase awal pertumbuhan atau saat tanaman
cabai masih menyesuaikan diri terhadap lingkungan kebun (adaptasi), maka
penyiraman perlu dilakukan secara rutin tiap hari, terutama di musim
kemarau. Setelah tanaman tumbuh kuat dan perakarannya dalam, pengairan
berikutnya dilakukan dengan cara dileb setiap 3 - 4 hari sekali.
Pengeleban ini airnya cukup sampai batas antara tanah bagian bawah
dengan ujung MPHP. Setelah tanah bedengan basah, airnya segera dibuang
kembali melalui saluran pembuangan. Tanah yang becek atau menggenang
akan memudahkan tanaman terserang penyakit layu. Di lahan tertentu yang
tidak mungkin melakukan pengairan dengan cara dileb, dapat menggunakan
teknik kocoran melalui selang yang dialirkan di antara 4 tanaman. Ujung
selang dimasukkan ke dalam lubang MPHP di tengah-tengah bedengan.
Tanaman cabai hibrida di bawah 40 hari, memerlukan pengairan yang
intensif dan rutin. Sedangkan tanaman yang sudah produktif (berbuah)
tidak mutlak memerlukan air banyak. Tetapi yang terpenting adalah
menjaga agar tanah tidak kekeringan.
Perempelan
Cabai hibrida umumnya bertunas banyak yang tumbuh
dari ketiak-ketiak daun. Tunas ini tidak produktif dan akan mengganggu
pertumbuhan secara optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan perempelan
(pembuangan) tunas samping.
Perempelan tunas samping dilakukan pada tanaman cabai
hibrida yang berumur antara 7 - 20 hari. Semua tunas samping dibuang
agar tanaman tumbuh kuat dan kokoh. Saat terbentuk cabang, maka
perempelan tunas dihentikan. Biasanya perempelan tunas ini dilakukan 2 -
3 kali. Tanpa perempelan tunas samping, pertumbuhan tanaman cabai akan
lambat.
Ketika tanaman cabai mengeluarkan bunga pertama dari
sela-sela percabangan pertama, maka bunga ini pun harus dirempel. Tujuan
perempelan bunga perdana ini adalah untuk merangsang pertumbuhan
tunas-tunas dan percabangan di atasnya yang lebih banyak dan produktif
menghasilkan buah yang lebat. Kelak tanaman cabai hibrida yang sudah
berumur 75 - 80 hari biasanya sudah membentuk percabangan yang optimal.
Daun-daun tua yang ada di bawah cabang dapat dirempel, terutama daun
yang terserang hama dan penyakit. Daun tua tersebut sudah tidak
produktif lagi, bahkan seringkali menjadi sumber penularan hama dan
penyakit. Perempelan daun-daun tua ini jangan terlalu awal, sebab
pertumbuhan cabang daun belum optimal. Kesalahan perempelan daun tua,
justru berakibat fatal, yakni menyebabkan tanaman cabai tumbuh merana
dan produksinya menurun.
Pemupukan Tambahan (susulan)
Sekalipun tanaman cabai hibrida sudah dipupuk
total pada saat akan memasang MPHP, namun untuk menyuburkan pertumbuhan
yang prima dapat diberi pupuk tambahan (susulan). Jenis pupuk yang
digunakan pada fase pertumbuhan vegetatif aktif (daun dan tunas) adalah
pupuk daun yang kandungan Nitrogennya tinggi, misalnya Multimicro dan
Complesal cair. Interval penyemprotan pupuk daun antara 10 - 14 hari
sekali, dengan dosis atau konsentrasi yang tertera pada labelnya
(kemasan) pupuk daun tersebut. Pada fase pertumbuhan bunga dan buah
(generatif), masih perlu pemberian pupuk daun yang mengandung unsur
Phospor dan Kaliumnya tinggi, misalnya Complesal merah, Kemira merah
ataupun Growmore Kalsium. Untuk memacu pertumbuhan bunga dan buah,
tanaman cabai yang berumur 50 hari dapat dipupuk susulan berupa NPK atau
campuran ZA, Urea, TSP, Kcl, (1 : 1 : 1 : 1) sebanyak + 4 sendok
makan. Cara pemberiannya adalah dengan melubangi MPHP diantara 4
tanaman. Kemudian pupuk dimasukkan melalui lubang tersebut sambil
diaduk-aduk dengan tanah dan langsung disiram air bersih agar cepat
larut dan meresap ke dalam tanah. Pemupukan susulan berikutnya masih
diperlukan, terutama bila kondisi pertumbuhan tanaman cabai kurang
memuaskan atau karena terserang hama dan penyakit. Jenis dan dosis pupuk
yang digunakan adalah NPK sebanyak 4-5 kg yang dilarutkan dalam 200
liter air (1 drum). Pemberiannya adalah dengan cara dikocorkan pada
setiap tanaman sebanyak 300 - 500 cc atau tergantung kebutuhan. Cara
pengocoran dapat dilakukandengan alat bantu corong atau selang sepanjang
0,5 - 1,0 m dimasukkan ke dalam lubang MPHP dekat pangkal batang
tanaman cabai. Pengocoran pupuk larutan ini dapat dilakukan setiap dua
minggu sekali. Varietas cabai hibrida umumnya bisa berbuah cukup lama,
sehingga dapat dipanen beberapa kali (12 - 14 kali), terutama pada
hibrida Hot Beauty dan Hero. Setiap kali selesai panen perlu dipupuk
susulan untuk mempertahankan produktivitas buah. Jenis dan dosis
pupuknya adalah berupa NPK atau campuran ZA, Urea, TSP, KCl, (1 : 1 : 1 :
1) sebanyak 2 sendok per tanaman yang diberikan di antara 2 tanaman
cabai bagian kiri dan kanan. Pada kondisi pertumbuhan tanaman cabai
cukup bagus, pemberian pupuk susulan ini cukup sebulan sekali. Pemupukan
Nitrogen pada cabai hibrida dianjurkan 2 macam sumber N, yaitu ZA san
Urea. Pupuk ZA selain mengandung unsur Nitrogen, juga kaya akan unsur
Belerang (S) yang diperlukan untuk pertumbuhan cabai hibrida secara
optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar